Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan, melalui Wilayah Kerja Gorontalo, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penanganan Mamalia Laut/Biota Laut Terdampar dalam rangka Program Laut Sejahtera (LAUTRA) 2025 di Kawasan Konservasi Teluk Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Kegiatan ini berlangsung pada 19–21 Agustus 2025 dengan melibatkan kelompok konservasi serta mitra pengelola kawasan konservasi.
Pada hari pertama kegiatan, Dr. Sri Nuryatin Hamzah, S.Kel., M.Si., dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Teknologi Perikanan Universitas Negeri Gorontalo, menjadi pemateri dengan topik “Karakteristik dan Kondisi Biofisik Perairan di Kawasan Konservasi Teluk Gorontalo dan Sekitarnya”. Dalam sesi penyampaian materi, beliau memaparkan karakteristik perairan, kualitas habitat, serta potensi ancaman ekologis, sekaligus menampilkan berbagai hasil penelitian mengenai biofisik dan kondisi ekosistem pesisir di Provinsi Gorontalo.
Dr. Sri Nuryatin Hamzah juga menekankan bahwa ekosistem pesisir, seperti mangrove, lamun, dan terumbu karang, tidak hanya berfungsi sebagai habitat biota laut, tetapi juga memiliki peran vital sebagai benteng alami yang melindungi garis pantai dari abrasi, gelombang, hingga dampak perubahan iklim. Menurutnya, pemahaman ini harus menjadi landasan dalam pengelolaan kawasan konservasi dan penanganan biota laut terdampar di Teluk Gorontalo.
“Menjaga Teluk Gorontalo berarti menjaga masa depan ekosistem pesisir dan masyarakat yang bergantung padanya,” tegas Dr. Sri dalam penutup materinya.
Setelah sesi hari pertama bersama Dr. Sri Nuryatin Hamzah, rangkaian kegiatan kemudian dilanjutkan oleh tim panitia BPSPL Makassar Wilker Gorontalo yang membawakan materi teknis mengenai prosedur penanganan mamalia laut terdampar serta praktik lapangan untuk meningkatkan kapasitas peserta.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas peserta dalam melakukan penanganan cepat, tepat, dan ramah lingkungan terhadap kasus biota laut terdampar. BPSPL Makassar berharap sinergi antara pemerintah, akademisi, kelompok konservasi, dan masyarakat dapat memperkuat upaya konservasi ekosistem laut sekaligus mendukung kesejahteraan pesisir melalui Program Laut Sejahtera (LAUTRA).